MELEPASMU
Kubawa hatiku agar berderu sampai terdengar ke telingamu,
Kukirimkan kesungguhanku agar menyelinap dalam batinmu.
Aku berdiri,
Di depan sang pujaan hati,
Yang kusebut,
Kuukir,
Dan kubingkai namanya dalam hati, setiap hari.
Aku berdiri di depanmu,
Sepasang mata melihat kejanggalan tak begitu jauh,
Benarkah itu bidadarimu?
Penghias kalbumu?
Pengukir cinta di setiap langkahmu?
Oh, aku mendadak pilu.
Kini aku berdiri,
Dua pasang mata saling beradu,
Mataku dan matamu,
Hanya ada harap semua ini tak terjadi padaku,
Entah apa yang ada dalam pikirmu,
Aku pun tak tahu.
Waktu begitu cepat berlalu,
Mungkin agar aku tak berlama-lama mematung di depanmu,
Menunjukkan sebongkah cemburu dan lesu yang tergambar di kedua bola mataku,
Aku tak mau itu.
Tuhan, jika hari ini Engkau ingin mengatakan sesuatu,
Katakanlah,
Tunjukkan agar aku segera tahu.
Kado ulang tahun yang kubingkai rapi,
Kusiapkan dari jauh-jauh hari,
Kukemas dengan setulus hati.
Kini kado itu berada di kedua tanganmu,
Bukalah perlahan karena di dalamnya ada secuil harapan,
Harapan yang mungkin tak ‘kan jadi kenyataan,
Bila ini memang sudah takdir Tuhan.
Pergi,
Aku kan coba mengerti,
Walau ada luka luruh dalam darahku,
Menggenangi batin yang kutarik tuk menjauh darimu.
“Kau terlalu baik untukku”, katamu.
Itu pertanda asaku tuk dapat terbang bersamamu,
Tak sampai menembus dinding-dinding hatimu,
Mungkin sengaja kau tutup,
Dan kau buka untuk seorang wanita,
Tapi bukan aku.
Tuhan, aku menyerah,
Di balik tawa yang bergema,
Ada air mata yang kusimpan dalam diam,
Biar hanya aku dan Engkau yang tahu.
Sungguh, pudarkan asaku,
Cepatkan waktu berlalu,
Dan segera hapuskan namanya dalam relung hatiku.
Aku melepasmu.
*Based on bestfriend’s story*
Surabaya, 14 September 2012.
(Posted by Nuni رحموت )
Posted on 13 Oktober 2016, in Kumpulan Puisi, Loves and tagged cinta, Love, MOESLEM, pecintapuisi, pengorbanan, poems, poetry, poetrylovers, Puisi, puisicinta, romance. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0